SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI IDI CABANG TANGERANG

=============================================================

Sejarah IDI

Perkembangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

1926-1950
1951-1970
1969-1979
1991-1997
1998-2002
2008-2012
2022-2025

1926-1950

Tahun 1926

Perkumpulan Vereniging van Indische Artsen berubah namanya menjadi Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen (VGI). Menurut Prof. Bahder Djohan (Sekretaris VIG selama 11 tahun -1928-1938), perubahan nama ini berdasarkan landasan politik yang menjelma dari timbulnya rasa nasionalisme (dimana dokter pribumi dianggap sebagai dokter kelas dua), sehingga membuat kata “indische” menjadi Indonesische” dalam VIG. Dengan demikian, profesi dokter telah menimbulkan rasa kesatuan atau paling tidak meletakkan sendi-sendi persatuan. Bahder Djohan mengatakan pula, “tujuan VIG ialah menyuarakan pendapat dokter, dimana pada masa itu persoalan yang pokok ialah mempersamakan kedudukan antara dokter pribumi dengan dokter Belanda dari segi kualitasnya”.

 

Tahun 1940

VIG mengadakan kongres di Solo. Kongres tersebut menugaskan Prof. Bahder Djohan untuk membina, dan memikirkan istilah baru dalam dunia kedokteran. Saat itu telah berkumpul 3000 istilah baru dalam dunia kedokteran. Usaha VIG lainnya adalah peningkatan gaji (upah) dokter ‘melayu’ agar mempunyai derajat yang sama dengan dokter Belanda, yang berhasil mencapai 70% dari jumlah semula (50%). Selain itu, pemberian kesempatan dan pendidikan bagi dokter ‘Melayu’ menjadi asisten dengan prioritas pertama.

 

Tahun 1943

Dalam masa pendudukan Jepang, VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa izi Hooko-Kai.

 

30 Juli 1950

PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia) yang diketuai Dr. Abdoelrasjid dan DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia) menyelenggarakan rapat.; Atas usul Dr. Seno Sastromidjojo dibentuklah panitia penyelenggara Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI), yang diketuai Dr. Bahder Djohan. Panitia ini bertugas menyelenggarakan ‘Muktamar Dokter Warganegara Indonesia’. Kegiatan ini bertujuan untuk ‘mendirikan suatu perkumpulan dokter warganegara Indonesia yang baru, dan merupakan wadah representasi dunia dokter Indonesia, baik dalam maupun keluar negeri’.

 

22-25 September 1950

Muktamar pertama Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park yang kemudian menjadi gedung pertemuan Kotapraja Jakarta. (sekarang telah digusur) Sebanyak 181 dokter WNI (62 diantaranya datang dari luar Jakarta) menghadiri Muktamar tersebut. Dalam muktamar IDI itu, Dr. Sarwono Prawirohardjo (sekarang Prof.) terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama.

 

24 Oktober 1950

Dr. Soeharto (pantia Dewan Pimpinan Pusat IDI waktu itu), atas nama sendiri, dan atas nama pengurus lainnya, yakni Dr. Sarwono Prawirohardjo, Dr. R. Pringgadi, Dr. Puw Eng Liang, Dr. Tan Eng Tie, dan Dr. Hadrianus Sinaga menghadap notaries R. Kadiman untuk memperoleh dasar hokum berdirinya perkumpulan dokter dengan nama ‘Ikatan Dokter Indonesia’, yang dalam Anggaran Dasarnya pada tahun 1952 berkedudukan “sedapat-dapatnya di Ibukota Negara Indonesia” dan didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan”. Kata ‘Ikatan” yang terdapat dalam nama perkumpulan ini merupakan usul yang dikemukakan Dr. R. Soeharto. Dalam periode pengurusan IDI ini, Dr. Tan Eng Tie (bendahara IDI enam kali berturut-turut) ditugaskan membeli gedung IDI (sekarang) di Jalan Sam Ratulangie, Jakarta dari seorang warga Negara Belanda seharga Rp 300.000. Sejak itulah, pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melayarkan bahtera organisasinya ditempat tersebut.

1951-1970

Tahun 1951

IDI pertama kali menerbitkan Majalah Kedokteran Indonesia (MKI) yang kemudian ditetapkan sebagai majalah ilmiah resmi IDI.

 

 Tahun 1953

IDI diterima menjadi anggota World Medical Association (WMA) yang menghimpun semua organisasi kedokteran di dunia. Pada tahun ini, Dr.H.R. Soeharto terpilih kedua kalinya menjabat sebagai Ketua Umum PB IDI IDI memprakarsai berdirinya Confederation of Medical Associationin Asia and Oceania (CMMAO) dan sejak itu, IDI aktif menjadi anggota organisasi tersebut.

 

Tahun 1955-1956

Prof. Dr. Hendarmin terpilih menjadi Ketua Umum ketiga PB IDI.

 

Tahun 1956-1958

Prof. Dr. M Djoewari menjabat sebagai Ketua Umum keempat PB IDI.

 

Tahun 1958-1960

Dr. H. R Soeharto untuk ketiga kalinya menjabat sebagai Ketua Umum PB IDI.

 

Tahun 1960-1970

Dr. H. Amino Gondhohutomo menduduki jabatan sebagai Ketua Umum PB IDI untuk keempat kalinya, yakni periode keempat, kelima, keenam dan ketujuh.

1969-1979

Tahun 1969

IDI menyelenggarakan Musyawarah Kerja Sosial Kedokteran Indonesia. Musyawarah ini berhasil menyusun dan mensahkan Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki).

 

Tahun 1970-1972

Prof. Dr. Sadatun Soerjohardjo menjabat sebagai Ketua Umum kedelapan PB IDI.

 

Tahun 1972-1974

Prof. Dr. Sudarto Pringgoutomo menjabat sebagai Ketua Umum kesembilan PB IDI.

 

Tahun 1974-1976

Untuk kelima kalinya, Dr. H. Amino Gondhohutomo mengisi jabatan Ketua Umum kesepuluh PB IDI.

 

Tahun 1976

IDI menyelenggarakan Muktamar IDI di Semarang. Dalam Muktamar ini terpilih Dr. Utojo Sukaton sebagai Ketua Umum kesebelas PB IDI.

 

Tahun 1979

Untuk pertama kalinya, IDI menerbitkan Berita Ikatan Dokter Indonesia (BIDI). BIDI berkembang menjadi media komunikasi resmi IDI.

1991-1997

Tahun 1991

Pertama kalinya IDI menyusun Standar Pelayanan Medis. IDI mengadakan Muktamar keduapuluhsatu di Yogyakarta, Dr. Kartono Mohamad disahkan untuk kedua kalinya sebagai Ketua Umum ketujuhbelas PB IDI. Pada muktamar tahun 1991 ini, hymne IDI buah karya Ibu Tuti Nizar Z.A, secara resmi disahkan.


Tahun 1993

IDI menggelar Rapat Kerja Nasional MKEK dan MP2A. Rapat kerja ini berhasil menyempurnakan pedoman pelaksanaan Kodeki dan tata cara pembelaan anggota. IDI pertama kalinya aktif ikut melaksanakan kampanye HIV/AIDS dengan melatih para dokter sebagai konselor HIV/AIDS.


Tahun 1994

Muktamar keduapuluh dua IDI di Ujungpandang, mencanangkan perlunya dilaksanakan pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit. Muktamar ini juga mensahkan Dr. Azrul Azwar, MPH sebagai Ketua Umum kedelapan belas PB IDI. Muktamar ini juga memilih Dr. Merdias Almatsier sebagai Ketua Terpilih IDI.


Tahun 1995

Bertempat di Bali, IDI melaksanakan kongres ke-47 World Medical Association.


Tahun 1996

Dr. Azrul Azwar, MPH terpilih sebagai Presiden WMA pada World Medical Assembly ke-48 di Cape Town, Afrika Selatan. IDI meluncurkan homepage IDI yang dapat diakses melalui www.idi.or.id


Tahun 1997

IDI mengalami perkembangan pesat. Tercatat jumlah cabang sebanyak 242, IDI Wilayah sebanyak 24, PDSp sebanyak 24, PDSm sebanyak 23, dan anggota berjumlah 32.220 orang. Muktamar kedua puluh tiga IDI diadakan di Padang, Sumatera Bara. Forum ini mensahkan Dr. Merdias Almatsier sebagai Ketua Umum kesembilan belas PB IDI. IDI pun memilih DR.Dr. Ahmad Djojosugito sebagai Ketua Terpilih IDI.

1998-2002

Tahun 1998

IDI melakukan persiapan pembentukan Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI), yaitu lembaga baru dilingkungan IDI yang mengkoordinasikan seluruh kolegium ilmu dan bertanggung jawab dalam pendidikan profesi kedokteran, baik pendidikan dokter umum maupun pendidikan dokter spesialis.

Tahun 2000

Oktober : IDI mendirikan Pusat Data dan Layanan Informasi IDI (Pusdalin IDI). Lembaga ini bertujuan meningkatkan kinerja Kepengurusan IDI, dalam menghadapi perkembangan zaman. Pusat data ini terbentuk berdasarkan SK PB No. 318/PBA4/10/2000.

Tahun 2001

PB IDI membentuk tim UU Kesehatan Pejabat Negara. Pembentukan tim ini untuk memenuhi permintaan DPR RI yang akan menerbitkan RUU Kepresidenan.

Tahun 2002

Januari : PB IDI mengadakan satu Round Table Discussion (RTD) tentang obat murah. Kegiatan ini berfungsi meluruskan berbagai isu yang menempatkan dokter sebagai variable yang sangat menentukan terhadap tingginya harga obat.

2008-2012

Tahun 2008

IDI melaunching Kegiatan Dokter Kecil Award oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, sekaligus workshop Dokter Kecil.


Tahun 2009

Muktamar IDI ke XVII Palembang mensahkan Dr. Prijo Sidipratomo, Sp.Rad sebagai Ketua Umum ke Sembilan Belas PB IDI.

Tahun 2010

September 2010 : PB IDI mengeluarkan Surat Edaran nomor 1200/PB/A3/09/2010 tentang resertifikasi yang berisi antara lain pendaftaran administrasi P2KB untuk dokter spesialis maupun dokter umum melalui IDI cabang dan IDI wilayah Tahun 2011 IDI menyelenggarakan Musyawarah Kerja Nasional di Pekanbaru, Riau.

Tahun 2012

Muktamar ke VIII di Makassar mensahkan Dr. Zaenal Abidin, MH sebagai Ketua Umum kedua puluh PB IDI. Dan mensahkan Prof. Dr. I Oetama Marsis, Sp.OG (K) sebagai Ketua Terpilih IDI. PB IDI telah merenovasi gedung utama maupun gedung belakang yang digunakan untuk operasional dan meningkatkan pelayanan PB IDI telah melakukan kajian dan menetapkan tarif dokter spesialis yang digunakan untuk negosiasi dengan BPJS Oktober : IDI menandatangani deklarasi Gerakan Dokter Selamatkan Indonesia bersama Komnas Pengendalian Tembakau

2022-2025

Terbentuknya kepengurusan yang baru

Penandatanganan MoU antara IDI dengan Mabes Polri

PB IDI bekerjasama dengan Singapore Medical Association (SMA) membuat kesepakatan terkait pedoman dan kode etik iklan layanan kesehatan dan kegiatan ilmiah di kedua Negara. Kerjasama dalam penilaian medis dan second opinion terhadap saksi/ tersangka/terdakwa yang perkaranya ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Berdasarkan SK PB IDI nomor 2117/PB/A4/05/2012 tanggal 16 Mei 2012 diberikan Penghargaan Keteladanan Dokter Indonesia kepada Dr. Endang Rahayu Soedyaningsih, MPH, DR. PH Muktamar IDI sudah diadakan sebanyak 28 kali, yaitu :

  • II : Jakarta (1951)

  • IV : Surabaya (1953) 

  • VI : Medan (1956) 

  • VIII : Yogyakarta (1960) 

  • X : Surabaya (1966) 

  • XII : Semarang (1970) 

  • XIV : Malang (1974) 

  • XVI : Denpasar (1978) 

  • XVIII : Manado (1982) 

  • XX : Surabaya (1988) 

  • XXII : Ujungpandang (1994) 

  • XXIV : Malang (2000) 

  • XXVI : Semarang (2006) 

  • XXVIII : Makassar (2012)

  • I : Jakarta (1950)

  • III : Bandung (1952) 

  • V : Semarang (1954) 

  • VII : Jakarta (1958) 

  • IX : Jakarta (1963) 

  • XI : Bandung (1968) 

  • XIII : Jakarta (1972) 

  • XV : Yogyakarta (1976) 

  • XVII : Solo (1980) 

  • XIX : Bandung (1985) 

  • XXI : Yogyakarta (1991) 

  • XXIII : Padang (1997) 

  • XXV : Balikpapan (2003) 

  • XXVII : Palembang (2009) 

mac image template

TENTANG KAMI

Ikatan Dokter Indonesia disingkat IDI adalah organisasi profesi kedokteran di Indonesia.

IDI Cabang Tangerang bertugas sebagai organisasi yang menaungi para dokter di seluruh Tangerang.

Organisasi ini berafiliasi dengan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI.


Visi dan Misi

IDI CABANG TANGERANG

PERIODE 2015 – 2018

VISI

Hadir dan Profesional untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat

 

Misi

Menjaga kehormatan, keluhuran, dan harkat serta martabat profesi kedokteran dengan melaksanakan dan memelihara sumpah dokter dan kode etik kedokteran

Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesional dokter yang beretika

Meningkatkan kesadaran hukum, dan melaksanakan pembinaan serta pembelaan anggota

Melaksanakan upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota

Meningkatkan peran advokasi dalam penentuan kebijakan kesehatan

Memberdayakan masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatannya

Menjalin hubungan kerjasama dengan badan-badan lain, pemerintah atau swasta, didalam atau di luar wilayah IDI Cabang Tangerang yang mempunyai tujuan yang sama atau selaras.


1264
Dokter Spesialis
5500
Dokter Umum
100
Dokter Ahli

STRUKTUR ORGANISASI

Susunan Personalia Pengurus IDI Cabang Tangerang masa bakti 2022-2025 berdasarkan Hasil Musyawarah Cabang IDI Cabang Tangerang Tanggal 5 Juni 2022 dengan nomor SK 0692/PB/K.4/07/2022

Lihat Struktur Organisasi

BERITA TERKINI

Halaman ini berisikan semua berita terkini dari semua kegiatan IDI cabang tangerang

featured work image

PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN ( PIT ) VII

Kegiatan Kami

Untuk para peserta yang ingin mengikuti kegiatan IDI dapat mendaftar di menu dengan cara mengklik event yang diingkan

Prosedur Kami

Neque porro quisquam est qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit...

mini phone png Ikuti prosedur IDI Cabang Tangerang untuk mendapatkan pelayanan terbaik.

Formulir Perpanjangan STR / SERKOM

Unduh

Formulir Mutasi dari IDI Cabang Tangerang menuju IDI Cabang Lain

Persyaratannya :
 - KTP 
 - Kartu Iuran Cabang ( Jika masih ada )

Unduh

Formulir PPDS

Unduh

Surat Pernyataan Praktek Pribadi

Unduh

Formulir Keanggotaan Baru IDI Cabang Tangerang

Unduh

Formulir Rekomendasi Izin Praktek untuk Anggota IDI Tangerang dan Non Anggota IDI Tangerang dan Surat Pengantar Rekomendasi untuk Anggota IDI Tangerang ke IDI Cabang Lain

Unduh

HUBUNGI KAMI

Komp. TU, Jl. KH Hasyim Ashari, RT.001/RW.007, Buaran Indah, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15142

Silahkan masukan nama Kamu.
Silahkan masukan e-mail Kamu.
Silahkan masukan pesan Kamu.

Terima kasih!

Pesan Anda telah sampai kepada kami. Kami akan menghubungi Anda sesegera mungkin.

Cari NPA Pusatmu

Caritahu NPA Pusatmu di Website IDI Online

Lengkapi SKP

Lengkapi SKPmu di Website IDI Online

map image template
pin design on map image